About

Friday, December 20, 2013

Ikan Terbang

Posted by Unknown On 2:36 AM No comments
Ikan terbang telah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat indonesia, khususnya di daerah Sulawesi Selatan dikenal dengan beberapa penamaan lokal, diantaranya: Ikan tuing-tuing (Makasar), Torani (Bugis), Tourani (Mandar). Ikan tersebut dimanfaatkanoleh masyarakat selain sebagai bahan konsumsi lokal, juga telur dari ikan tersebut merupakan salah satu dari komodity ekspor perikanan yang bernilai ekonomi tinggi.
Ikan terbang memiliki banyak spesies yang tersebar pada hampir semua perairan, Baik perairan Tropis maupun Sub-tropis. Ikan terbang termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil (small pelagic fish), yang juga disebut flying fish, memiliki tubuh yang kecil degnan diameter sekitar 2 cm dan panjangnya 24 cm.

Exocoetidae atau ikan terbang adalah familia ikan laut yang terdiri atas sekitar 50 spesies yang dikelompokkan dalam 7 hingga 9 genera. Ikan terbang ditemukan di semua samudra utama, terutama di perairan tropis dan subtropis di samudera Atlantik, Pasifik dan Hindia. Ciri utamanya yang paling menonjol adalah sirip dadanya yang besar, memungkinkan ikan ini meluncur terbang secara singkat di udara, di atas permukaan air, untuk lari dari pemangsa. Peluncuran mereka biasanya sejauh sekitar 50 meter, namun mereka dapat menggunakan dorongan pada tepi gelombang hingga dapat mencapai jarak setidaknya 400m
Populasi ikan terbang dapat berkurang secara individu akibat tekanan penangkapan yang melebihi kemampuan regenerasi populasi ikan tersebut. Hal serupa dikemukakan Ali (2005) bahwa, jumlah individu pada sub populasi ikan terbang di perairan Laut Flores lebih rendah dibandingkan dengan sub populasi ikan terbang di Selat Makasar yang diduga terjadi akibat terjadinya Over fishing (kelebihan tangkap) pada sub populasi ikan terbang pada daerah tersebut.

Thursday, December 19, 2013

Ikan Mas

Posted by Unknown On 10:26 PM No comments
Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia.
Di Indonesia, ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Selain itu "ikan mas punten" dan "ikan mas majalaya" merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.
Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%.
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.

Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas sering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.
Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.
Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,5-0,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.
Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.
Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram.
Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.

Jenis-jenis Ikan Mas (Karper)

1). Ikan Mas Konsumsi

Ikan Mas Punten

Ras ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di Desa Punten, Malang, Jawa Timur. Tubuhnya relatif pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big belly). Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4:1. Warna sisik hijau gelap, mata agak menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan bersifat jinak.

Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya

Tidak diketahui pasti asal-usul nama ikan jenis ini, meskipun ada pendapat bahwa ikan mas strain sinyonya ini jenis ikan hasil seleksi yang secara taksonomi termasuk spesies Cyprinus Linneaus dan pertama kali di temukan di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat (Khairuman dan Amri 2008). Beberapa orang menyebutkan, ikan mas ini mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya memanjang (long bodied form) dan punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan ikan mas punten. Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar 3,66:1.
Sisiknya berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih muda agak menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai tua. Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten. Ikan mas sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.
Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000—125.000 dan diameternya 0,3—1,5 mm. Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap parasit Myxosporea. Kisaran toleransi pH-nya 5,5—8,5.

Ikan Mas Taiwan

Ikan mas taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung seperti busur agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas taiwan sangat responsif terhadap makanan sehingga akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian diintroduksi dan dikembangkan di Indonesia.

Ikan Mas Merah

Ciri khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan. Gerakannya aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam. Bentuk badannya relatif memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya relatif lebih rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol.

Ikan Mas Majalaya

Ikan mas hitam
Sesuai dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya lebih membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya. Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2:1.
Bentuk tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap.
Ikan mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, rasanya lezat dan gurih, dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000—110.000 butir per kilogram induk.

Ikan Mas Yamato

Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.

Ikan Mas Lokal

Ikan mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan mas. Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini.
Bentuk tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat.

2). Ikan Mas Hias

Ikan Mas Kumpay

Ciri yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang dan berumbai sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi, ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk badannya memanjang seperti ikan mas sinyonya. Pertumbuhannya tergolong lambat. Kadang-kadang, ikan mas ini juga dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.

Ikan Mas Kancra Domas

Bentuk tubuhnya memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yakni selalu aktif dan kurang jinak. Sisiknya berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna sisiknya bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik punggungnya berwarna gelap. Semakin ke arah perut, warnanya semakin terang keperakan atau keemasan.

Ikan Mas Kaca

Karper kaca
Ciri khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak tertutup sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi (linea lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam.

Ikan Mas Fancy

Bentuk tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning, dan merah. Pada tubuhnya terdapat totol-totol berwarna hitam. Karena warnanya yang bermacam-macam itulah ikan mas ini disebut fancy.

Ikan Mas Koi

Koi
Ikan mas koi atau yang lebih populer disebut koi (saja) ini berasal dari Jepang. Mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna sisiknya beragam, ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut.
Hobiis ikan mas umumnya menyukai ikan koi jenis bastar karena warna dan pola totolnya yang indah dan menarik. Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan cukup jinak.
Ikan koi memiliki beragam nama yang disesuaikan dengan pola dan warna tubuhnya, misalnya platinum nishikigoi, shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi, dan taishusanshoku nishikigoi.

Ikan Pari

Posted by Unknown On 10:10 PM No comments
Ikan pari dapat dibadakan dalam dua golongan, yakni:
  •      Yang ekornya betul-betul termasuk bagian tubuhnya dan
  •      Yang ekornya hanya merupakan bagian tambahan saja atau berupa cambuk.
Termasuk dalam golongan pertama yaitu cucut biola atau panrong dan cucut gergaji. Bentuknya merupakan peralihan antara cucut dan pari. Badannya melebar kesamping seperti pada pari tapi ekornya mirip ekor cucut. Oleh karena itu nama populernya sering disebut cucut meskipun sebenarnya masih tergolonga dalam ikan pari. cucut pedang atau cucut gergaji (Pristis) mempunyai cunggur yang memanjang ke depan dan di kiri kanannya terdapat gigi-gigi hingga bentuknya seperti gergaji. Cucut gergaji Pristis zijsron bisa mencapai panjang 5-6m dan sepertiga bagiannya merupakan gergajinya itu. Meskipun tampaknya menyeramkan, namun ikan cucut gergaji ini makanannya adlah hewan-hewan kecil yang hisup di dasar.  Gergajinya acap kali digunakan untuk pertarungan antara para jantan dalam memperebutkan betina. Bila ikan ini terperangkap masuk dalam jarring akan menimbulkan kerepotan. Ketika anaknya dilahirkan, gergajinya masih terbungkus oleh lapisan lendir hingga melindungi induknya dari kemungkinan terluka. Selain hidup di pantai, cucut gergaji juga terdapat sampai ke sungai.
          Golongan kedua dengan ekor berupa cambuk, mempunyai tubuh yang lebar pipih karena sirip dadanya yang sangat melebar. Lazim disebut ikan pari. salah satu yang sangat umum adalah ikan pari pasir (Trygon sephen). Pada pangkal ekornya terdapat duri berbisa yang dapat membahayakan. Ikan ini mencari makan di dasar laut dan sering membenamkan separuh tubuhnya ke dalam pasir hingga kehadirannya sukar terlihat. Jika terinjak duri bisanya akan masuk kaki dan menimbulakn rasa perih yang amat sangat.
Janis lain yang menarik antara lain pari burung (Aetobatis narinari) dan pari juring (Dicerobatis eregoodoo). Pari burung bentuk umunya saperti segi tiga, pelebaran sirip dadanya ke depan tidak sampai ke ujung kepala. Ekornya panjang seperti pecut. Lebar tubuhnya bisa sampai 2 m. pari burung yang berenang di permukaan air menggerakkan siripnya seperti sedang terbang mengepakkan sayap.
Pari juring (Dicerobatis eregoodoo), sirip dadanya lebar dan ujungnya tirus, ekornya pendek. Pada kepala di depan mata ada sepasang tonjolan berbentuk seperti daun telinga, berguna sebagai alat peraba. Kedua pasang tonjolan ini adalah ujung-ujung depan sirip dada. Pada juring berenangnya sangat cepat, kadang-kadang badannya terangkat beberapa meter dari permukaan air dan jatuh kembali dengan suara “gejebur” yang sangat keras.

Ikan Hiu (Ikan Cucut)

Posted by Unknown On 10:07 PM 9 comments
Ikan cucut mempunyai bentuk torpedo disertai ekor yang kuat. Tulang punggungnya melanjut hingga ke ekor bagian atas. Karenanya, ikan cucut merupakan perenang-perenang yang hebat. Ikan pari sebaliknya, umumnya bentuknya pipih, dengan ekor seperti cambuk dan gerakan renang dengan mengibar-ngibarkan sirip dadanya yang lebar dengan gerakkan bagaikan gelombang. Namun kadang-kadang ditemukan cucut yang mirip pari atau pari yang mirip cucut. Untuk membedakannya dengan mudah dapat dilihat pada posisi celah insangnya. Pada ikan cucut (selachii) celah insangnya membuka kea rah samping sedangkan pada ikan pari (batoidei) celah insangnya berada di bagian perut dan bukaannya mengarah ke bawah.
Ikan cucut terdiri dari beratus-ratus jenis dengan berbagai ukuran. Bentuk umum sepeti yang diwakili oleh cucut macan (Carcharias menissorah) adalah sangat dikenal. Tentu saja berbagai variasi dapat ditemukan. Misalnya saja cucut martil (cucut ronggeng, Sphyrna blochii) ujung kepalanya bercagak seperti martil dan matanya terletak di kedua ujung cagaknya. Cucut ini sering tertangkap oleh nelayan di Laut Jawa.

Warna ikan cucut umunya kelabu gelap di bagian punggung dan lebih terang di bagian perutnya, meskipun ada pula yang berwarna lain. Cucut tokek (cucut kembang, Stegosoma tigrinum) tubuhnya berwarna coklat kuning dengan totol-totol gelap. Umumnya ikan cucut melahirkan anaknya (vivipar). Janin (embrio) nya berkembang dalam rahim induknya yang rangkap. Pada cucut macan yang berukuran 3m, dalam tiap rahimnya dapat ditemukan belasan hingga dupuluh janin.
Cucut mempunyai gigi banyak, tajam dan runcing serta berbaris condong ke dalam hingga mangsa yang di terkamnya sukar melepaskan diri. Cucut yang hidup di lapisan air bagian atas memakan segala yang bisa dimakan. Daftar makanannya tidak terbatas, dari ikan kecil hingga ikan besar, kepiting, cumi-cumi, penyu, duyung dan segala sisa-sisa buangan makanan dari kapal. Cucut bahkan dapat memakan jenisnya sendiri (kannibalisme). Herden Berg seorang ahli perikanan yang lama bekerja di Indonesia, pernah menemukan ikan cucut berukuran besar dengan isi perut terdiri dari sisa seekor buaya.
Banyak cerita yang menyebutkan keganasan ikan ini yang berani menyerang manusia. Tentu hal itu ada benarnya, tetapi tidak sedikit pula cerita ini terlalu dibesar-besarkan orang. Serangan ikan cucut terhadap nelayan-nelayan Indonesia sangat jarang bahkan hampir tidak dikenal.
Ada ikan cucut yang tidak buas yaitu cucut geger lintang (Rhinedon typus). Nama populernya dalam bahasa inggris adalah “whale shark” dan kadang-kadang diterjemahkan sebagai cucut paus meskipun tak ada kaitannya dengan ikan paus yang mamalia itu.

Lamprey (Ikan Belut Laut)

Posted by Unknown On 9:58 PM No comments

Lamprey atau lamprei (lamprey) adalah sebutan untuk sejenis ikan yang bentuknya panjang & tidak bersisik mirip belut. Walaupun penampilannya menyerupai belut, lamprey bukanlah belut karena keduanya memiliki banyak perbedaan fisik. Perbedaan fisik pertama bisa dilihat pada kepalanya di mana lamprey tidak memiliki rahang layaknya belut, namun memiliki mulut berbentuk seperti cakram. Lamprey juga memiliki 7 buah lubang insang di masing-masing sisi tubuhnya & kerangka dalam yang rawan, sementara belut tidak.

Lamprey bisa ditemukan di seluruh perairan tawar beriklim tropis & subtropis di seluruh dunia, kecuali di Afrika. Selain di perairan tawar, sebagian kecil spesies lamprey juga bisa ditemukan di pantai & laut lepas. Ada sekitar 43 spesies lamprey yang diketahui oleh manusia & semuanya termasuk ke dalam ordo Petromyzontiformes. Artikel ini sendiri akan fokus membahas lamprey laut (sea lamprey; Petromyzon marinus), spesies lamprey terbesar di dunia yang hanya ditemukan di Samudera Atlantik.

Kepala lamprey dilihat  dari dekat. (Sumber)
Sekarang mari kita bicara soal cara makan dari lamprey sehingga ia mendapat julukan "vampirnya para ikan". Lamprey hidup dari menghisap darah ikan-ikan lain yang berukuran lebih besar dari dirinya. Saat makan, mula-mula lamprey akan menempelkan mulutnya yang mirip penghisap ke kulit korbannya, lalu melubangi kulit mangsanya tersebut dengan gigi-giginya yang kecil & mulai menghisap darahnya. Selain dengan menghisap darah ikan lain, beberapa spesies lamprey yang hidup di air tawar hidup dari memakan plankton.

Lamprey memiliki siklus hidup anadromus yang berarti mereka menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut, namun pergi ke perairan tawar untuk memijah. Saat musim kawin tiba - yang berlangsung pada bulan Maret hingga Juni pada spesies P. marinus - lamprey dewasa akan bermigrasi dalam jumlah besar ke sungai-sungai. Tidak lama sesudah melakukan perkawinan, lamprey betina akan melepaskan telur-telur yang jumlahnya mencapai 300.000 butir ke dalam cekungan di dasar sungai yang sudah dibuat oleh pejantan, lalu keduanya mati.

Telur dari lamprey selanjutnya menetas menjadi larva yang hidup bersembunyi pada timbunan material di dasar sungai selama 3 - 5 tahun berikutnya. Selama periode tersebut, mata & mulut penghisap dari larva lamprey secara berangsur-angsur berkembang. Sesudah kedua organ tersebut berkembang sempurna, ikan lamprey muda akan pergi ke laut atau danau & mulai mengkonsumsi darah ikan lain sebagai makanannya. Seekor lamprey dari spesies P. marinus diketahui mencapai kematangan seksual pada usia 3 tahun & bisa mencapai ukuran maksimal 1 m.

 
Larva lamprey. (Sumber)
Lamprey sejak lama dikonsumsi oleh para penduduk Eropa & Asia Timur sebagai makanan. Di era Romawi Kuno & Abad Pertengahan, lamprey dianggap sebagai makanan kaum elit karena kerap dikonsumsi oleh para bangsawan pada masa itu. Selain untuk dimakan, manfaat lain dari lamprey untuk manusia adalah sebagai subjek penelitian otak karena karakteristik fisik lamprey yang terkesan primitif bila dibandingkan dengan hewan-hewan vertebrata lainnya sehingga sistem otak & syaraf dari lamprey pun relatif sederhana.

Lamprey tidak selamanya dianggap sebagai hewan yang bermanfaat. Di peternakan-peternakan salmon, lamprey dianggap sebagai hama karena kerap menyerang & menghisap darah dari ikan-ikan yang dipelihara. Di Amerika Utara, lamprey juga dianggap sebagai spesies invasif karena kerap menyerang ikan-ikan komersial setempat tanpa bisa dikontrol karena tidak adanya predator alami dari lamprey di sana. Salah satu cara yang banyak dicoba untuk menekan populasi lamprey di Amerika Utara adalah dengan memakai lamprisida, sejenis racun yang hanya mematikan bagi lamprey.

Vertebrata

Posted by Unknown On 9:45 PM No comments


PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Kingdom Animalia dapat disebut juga dengan dunia hewan. Dimana segala mahluk yang mempunyai karakteristik menyerupai hewan ada di dalam dunia ini. Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, hewan dibedakan menjadi 2 yaitu: hewan avertebrata (tidak bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan bertulang belakang).
Vertebrata  merupakan sub-filum dari filum Chordata yang bisa diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu ikan (pisces), amfibi (amphibi), reptil, burung (aves) dan hewan menyusui (mamalia). Masing-masing kelas tentunya mempunyai ciri-ciri khusus, yang selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut di bagian pembahasan.
B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah klasifikasi dari vertebrata itu?
2.      Bagaimanakah ciri-ciri dari setiap klasifikasinya tersebut?
3.      Apakah peranan dari hewan-hewan vertebrata tersebut?
C.  Tujuan
1.      Mengklasifikasikan anggota dari hewan vertebrata.
2.      Mencirikan setiap klasifikasi dari hewan vertebrata.
3.      Mendeskripsikan peranan dari masing-masing kelas pada vertebrata.

PEMBAHASAN
A.  VERTEBRATA DAN CIRI-CIRINYA
Sesuai dengan namanya, kelompok hewan Vertebrata memiliki kolumna vertebralis (ruas-ruas tulang belakang). Jadi korda dorsalis (kerangka sumbu primer = notokorda) hanya terdapat pada masa tingkatan embrio. Vertebrata disebut juga Craniata karena semua hewan vertebrata sudah memiliki otak, yang terlindung dalam Kranium (tulang-tulang tengkorak).
Hewan vertebrata secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Mempunyai tengkorak (cranium) berupa kotak tempat otaknya (karena itu disebut juga Craniata) dan ruas tulang belakang (vertebrata) untuk sumbu penguat tubuh, kerangka terletak di dalam tubuh untuk tempat melekatnya otot rangka.
2.    Tubuh simetri bilateral, terdiri dari kepala, leher, badan, dan ekor, sistem alat tubuh beruas-ruas, kulit terdiri dari lapisan epidermis dan dermis.
3.    Mempunyai rongga tubuh (coelom) yang dindingnya dilapisi selaput peritonium.
4.    Alat pencernaan memanjang di bawah/ depan tulang bealakang, ulat saraf di atas/ belakang saluran pencernaan.
5.    Jantung terdiri dari dua, tiga, atau empat ruang.
B.  KLASIFIKASI VERTEBRATA DAN CIRI-CIRINYA
1.    Ikan (Pisces).
Ikan (pisces) merupakan hewan poikiloterm yang hidup di air. Ikan disebut hewan poikiloterm karena suhu tubuhnya tidak tetap (berdarah dingin), yaitu terpengaruh oleh suhu di sekitarnya. Tubuh ikan terbagi atas kepala dan badan; atau kepala, badan dan ekor. Kulit (cutis) terdiri dari dermis dan epidermis, yang pada umumnya bersisik dan berlendir. Sisik ikan macamnya ada 4, yaitu sikloid, stenoid, plakoid, dan ganoid.
a.    Sikloid
                   
b.    Stenoid.
                   
c.    Plakoid.
                
d.   Ganoid.
Ikan memiliki titik perasa disebut dengan gurat sisi, yang berada di sepanjang sisi tubuhnya. Fungsinya ialah untuk mengetahui arus dan tekanan dalam air.
Rangka dalam (endoskeleton) ikan terdiri atas tulang rawan atau tulang sejati. Ikan juga mempunyai ruas tulang belakang dan mempunyai sepasang rahang, kecuali Agnatha (ikan tak berahang).
Sistem organ dalam tubuh ikan, meliputi:
a.    Sistem Gerak.
Alat gerak aktif ikan berupa otot bersegmen yang disebut miotom. Ikan juga memiliki sirip untuk berenang, siripnya ada yang berpasangan maupun tunggal. Sirip ekor pada ikan fungsinya adalah sebagai alat kemudi. Ada tiga macam bentuk sirip ekor ikan yaitu homoserkus (bagian atas dan bawah simetris), heteroserkus (bagian atas lebih besar dari pada bagian bawah), dan difiserkus (bagian atas dan bawah simetris menyatu ke satu titik). Pada sirip ikan juga terdapat tulang rangka yang disebut radialia (jari-jari sirip).
b.    Sistem Pencernaan Makanan.
Pencernaan makanan pada ikan yaitu pencernaan makanan sempurna. Mekanismenya sebagai berikut:
Makanan dari mulut
Laring
Esofagus
Usus
Anus
Ikan memiliki lidah, gigi, dan rahang (kecuali pada Agnatha). Ikan juga memiliki hati, tetapi lambung hanya merupakan perbesaran dari usus. Pada usus ikan, terdapat katup-katup spiralis.
c.    Sistem Pernafasan.
Ikan bernapas dengan insang yang memiliki operkulum (tutup insang) dan celah insang sebanyak 4, 5, 6, 7, atau lebih. Gelembung renang pada ikan berisi O2, N2, CO2 dan berfungsi sebagai alat hidrostatis dan alat bantu pernafasan. Pada dipnoi (ikan paru-paru) terdapat pneumatosista yang berfungsi sebagai paru-paru jika ikan hidup dilumpur yang mengandung sedikit air. Antara gelembung udara dengan faring dihubungkan oleh duktus pneumatikus.
d.   Sistem Peredaran Darah.
Peredarah darah pada ikan yaitu peredaran darah tertutup. Jantung ikan beruang dua yaitu sebuah serambi dan sebuah bilik (ventrikel). Darah mendapat O2 dalam filamen-filamen insang.
e.    Sistem Ekskresi.
Ikan memiliki pronefron atau mesonefron atau ginjal. Namun pada Agnatha tidak ada sistem porta ginjal.
f.     Sistem Indra dan Sistem Saraf.
Ikan mempunyai lekuk hidung dengan saraf pembau, telinga dalam untuk keseimbangan, dan mata. Ikan juga memiliki endokrin penghasil hormon. Otak terdiri dari 5 bagian dengan 10 saraf kranial.
g.    Sistem Reproduksi.
Ikan memiliki kelamin yang terpisah atau hermafrodit. Fertilisasinya terjadi secara internal atau eksternal. Ikan betina memiliki sepasang ovarium dan sepasang oviduk, ovipar, atau vivipar.
Ikan diklasifikasikan  menjadi 3, yaitu kelas Agnatha (ikan tidak berahang), kelas Chondrichtyes (ikan bertulang rawan), dan kelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati). Berikut adalah penjabarannya:
a.    Kelas Agnatha (ikan tidak berahang), memiliki ciri-ciri:
1)   Tidak mempunyai rahang.
2)   Mulut berbentuk lingkaran, gigi dari zat tanduk, dan mempunyai lidah.
3)   Kulit tidak bersisik.
4)   Rangka dari tulang rawan.
5)   Jantung beruang dua.
6)   Hidup di laut.
7)   Bernapas dengan insang.
8)   Merupakan parasit pada ikan besar.
9)   Dapat memakan daging hospesnya hingga tinggal kulit dan tulangnya.
10)    Pencernaan makanan berupa pipa lurus, mempunyai anus, tanpa kloaka.
11)    Banyak terdapat di Eropa dan Amerika Utara. Di Indonesia tidak ada Agnatha
Contoh:
a)    Ikan Hantu (Myxine sp).
b)   Belut laut (lamprey), mempunyai satu lubang hidup (nostril).
b.    Kelas Chondrichtyes (ikan bertulang rawan), memiliki cir-ciri:
1)   Kerangka dalam (Endoskeleton) terbuat dari tulang rawan.
2)   Kulit bersisik plakoid (seperti kait mengarah ke belakang tubuh, sehingga baru teraba kasar kalau arahnya dari ekor ke kepala) dan berlendir.
3)   Mulut dan lubang hidung terletak di bagian ventral (arah perut).
4)   Mempunyai lidah dan rahang.
5)   Hidup di laut.
6)   Bernapas dengan insang. Celah insang ada 5-7 pasang.
7)   Mempunyai dua pasang sirip dan sirip ekor yang pada umumnya sirip ekor tak simetris/ heteroserkus (bagian atas lebih besar dari pada bagian bawah).
8)    Terdapat kloaka, tidak ada pneumatosista.
9)   Pembuahan di dalam tubuh.
Contoh:
a)   
Squalus sp (ikan hiu/ cucut), sirip ekor berfungsi untuk memeluk hiu betina ketika kawin, disebut alat klasper.
b)      Narcina sp, dapat mengeluarkan lecutan listrik untuk penerangan di laut yang gelap.
c)      Taeniura lymma (ikan pari macan).
c.    Kelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati), memiliki ciri-ciri:
1)   Kerangka dari tulang sejati/ tulang keras.
2)   Mulut berahang, bergigi dan berlidah.
3)   Bernapas dengan insang. Insang dilindungi tutup insang (operkulum) di kiri kanan kepala.
4)   Kulit berlendir dan bersisik. Sisik tipe sikloid, stenoid atau ganoid.
5)   Sirip ekor simetris.
6)   Jantung beruang dua.
7)   Darah berwarna pucat, mengandung eritrosit yang berinti dan leukosit.
8)   Ikan ini juga mempunyai sistem limfa dan sistem porta renalis.
9)   Mempunyai hati yang berkantong empedu.
10)    Lambung dipisahkan dari usus oleh sebuah katup, mempunyai kloaka, tetapi tidak jelas adanya pankreas.
11)    Terdapat gelembung renang.
12)    Mempunyai gurat sisi.
13)    Mempunyai indra mata, telinga dalam dengan tiga saluran semiserkuler dan memiliki otolit untuk keseimbangan.
14)    Hidup di laut, rawa-rawa, atau air tawar.
15)    Pembuahan di luar tubuh
Contoh:
a)    Ikan mas (Carassius auratus).
b)   Ikan Lele (Ameiurus melas).
c)    Belut (Anguilla sp).
d)   Ikan bader (Perca sp).
e)    Kuda laut (Hippocampus sp).
f)    Salmon (Onchorhynchus sp).
g)   Sarden (Sardinops caerulea).
h)   Ikan paru (Neoceratodus sp).
i)     Ikan tuna (Scomber scombrus).
j)     Ikan terbang (Cypselurus sp).
k)   Ikan perak (Cymatogaster aggregatus).
2.    Amphibi
Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Maksudnya, kelompok hewan tersebut dapat hidup di darat dan di air.
Amphibia mempunyai ciri khusus yang tidak terdapat pada kelas lain yaitu sebagai berikut:
a.    Kulit selalu basah dan berkelenjar.
b.    Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.
c.    Mempunyai 2 lubang hidung yang berhubungan dengan rongga mulut. Pada lubang hidung tertentu terdapat klep yang mencegah masuknya air pada saat hewan tersebut berada di dalam air.
d.   Mata berkelopak dan kelopak tersebut dapat digerakkan.
e.    Mulut bergigi dan berlidah (lidahnya dapat dijulurkan pada saat menangkap mangsa).
f.     Rangka tubuh sebagian besar tersusun atas tulang keras.
g.    Jantung amphibi atas tiga ruang (2 atrium dan 1 ventrikel).
h.    Suhu tubuh tergantung dari lingkungannya (poikilothermis).
i.      Fertilisasi secara eksternal.
j.      Mengalami metamorfosis sempurna dalam siklus hidupnya.
Sistem organ yang terdapat dalam tubuh amphibi yaitu:
a.    Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. Selanjutnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.
    
b.    Sistem Pernapasan
Alat pernapasan pada amphibia, misalnya katak berupa paru-paru, kulit, dan insang. Ketika masih berudu, katak bernapas menggunakan insang. Setiap insang tersebut dilengkapi dengan pembuluh kapiler darah. Oksigen dalam air akan berdifusi menuju kapiler tersebut.
Setelah menjadi katak dewasa, katak bernapas dengan paru-paru dan dibantu dengan kulit. Kulit katak selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain itu, katak bernapas juga dengan paru-paru walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup.
     Mekanisme pernapasan katak     
Pada saat katak berinspirasi atau menghirup oksigen dan berekspirasi mengeluarkan karbom dioksida, mulut katak selalu dalam keadaan tertutup. Pernapasan pada katak diatur oleh kontraksi dan relaksasi otot perut dan otot rahang bawah.
1)   Inspirasi
Udara bebas masuk melalui celah hidung (koane) ke rongga mulut kemudian ke paru-paru. Bila otot bawah rahang bawah (sub mandibularis) mengendor maka volume rongga mulut membesar. Selanjutnya udara dari luar akan masuk ke rongga mulut melalui koane. Kemudian koane tertutup, dilanjutkan otot bawah rahang bawah berkontraksi. Akibatnya rongga mulut mengecil, tekanan udara rongga mulut meningkat, sehingga udara dari rongga mulut masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru oksigen berdifusi ke darah kapiler, sedangkan darah kapiler alveolus berdifusi ke luar.
2)   Ekspirasi
Udara miskin O2 dilepaskan ke luar. Otot perut dan otot sternohioideus berkontraksi sehingga udara yang ada di dalam paru-paru tertekan ke luar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang segera diikuti oleh kontraksi otot geniohioideus, sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut, akibatnya udara dari paru-paru yang kaya CO2 akan keluar melalui koane.
c.    Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan amphibia, contohnya katak, terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung makanan di cerna, kemudian masuk ke dalam usus. Di usus, zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran ekskresi, dan saluran alat kelamin.
d.   Sistem Ekskresi
Pada amfibi, misalnya katak, alat ekresi utama ialah sepasang ginjal yang terletak di kanan dan di kiri tulang belakang, berwarna merah kecoklat-coklatan yang memanjang dari muka ke belakang. Ginjal merupakan alat penyaring yang mengeluarkan zat-zat sisa yang dapat larut, terutama urine, garam-garam mineral yang kelebihan dari air yang terkumpul dari sel-sel tubuh, serta cairan dari darah. Saluran keluarnya merupakan sepasang saluran halus, masing-masing bermuara di kloaka.
     kandung kencingnya merupakan gelembung tipis sebagai tonjolan dinding kloaka. Kandung kencing ini berguna untuk menyimpan urine sementara. Urine dikumpulkan dari dalam ginjal dan kemudian dikeluarkan melaluikandung kencing ke kloaka.
e.    Sistem Reproduksi
Kelompok amphibia, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak betina dan katak jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak juga terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak betina dan katak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan katak betina diselaputi oleh selaput telur atau membran vitelin. Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur atau uterus. Oviduk katak betina terpisah dengan ureter (saluran kemih). Oviduk berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter (saluran kemih). Dari vas deferens sperma bermuara di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan kental, sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat isap. Makanannya berupa pitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivor. Berudu awal berkembang lebih lanjut dari herbivor menjadi karnivor atau insektivor (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya, celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah tiga bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani muncul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernafas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
Dalam klasifikasinya, kelas amfibi dapat dibagi menjadi 3 ordo, yaitu:
a.    Ordo Caecilia/ Apoda (Gymnophiona)
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah:
1)   Tidak mempunyai kaki sehingga disebut Apoda.
2)   Tubuh menyerupai cacing, ekor pendek.
3)   Kulit lunak dan menghasilkan cairan.
4)   Di bagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory.
5)   Mata tidak berkelopak.
6)   Menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik.
7)   Fertilisasi terjadi secara internal.
Contoh:
Ichthyophis glautinosus (salamander cacing)
b.    Ordo Urodela (Caudata)
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya sebagai berikut:
1)   Bentuk tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum.
2)   Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan.
3)   Larva bernafas dengan insang, sedangkan ketika telah dewasa bernafas dengan paru-paru.
4)   Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa.
5)   Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa.
Contoh:
a)    Axolotl mexicanum (hidup di Mexico)
b)   Ranodon sp.(hidup di Asia)
c)    Megalobatrachus japonicas (salamander raksasa)
c.    Ordo Anura
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya sebagai berikut:
1)   Tidak memiliki ekor.
2)   Kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik.
3)   Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat.
4)   Membran tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata.
5)    Kelopak mata dapat digerakkan.
6)   Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik.
7)   Memiliki selaput renang diantara jari.
8)   Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal.
Contoh :
a)    Katak hijau (Rana pipiens)
Sesuai namanya tubuhnya berwarna hijau dan dihiasi totol-totol coklat kehijauan. Badan bagian depan lebih tinggi dibandingkan badan bagian belakang. Di alam bebas kodok hijau  dapat  tumbuh mencapai ukuran 15 cm panjang badannya. Pahanya panjang, sedangkan dagingnya berwarna kekuningan. Selain itu hidup disungai-sungai, jenis kodok juga hidup di sawah-sawah.
b)   Katak rawa (Rana limnocharis)
Kodok rawa banyak terdapat di rawa-rawa. Daging jenis kodok ini  mempunyai  rasa yang paling enak daripada kedua jenis kodok di atas. Namun demikian ukuran tubuhnya lebih kecil yaitu hanya 8 cm saja. Ciri lain dari kodok rawa adalah warna kulit coklat dengan totol-totol coklat gelap. Oleh karenanya kodok ini disebut juga kodok totol.
c)    Kodok bangkong (Bufo terrestris, Bufo boreas).
Ciri-ciri: terdapat benjolan besar di belakang mata, kulit relative kering.
    
3.    Reptilia
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan.
Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah :
a.     anggota tubuh berjari lima
b.     bernapas dengan paru-paru
c.     jantung beruang tiga atau empat
d.     menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm
e.     fertilisasi secara internal
f.      menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.
Kelas Reptilia dapat diklasifikasikan menjadi tiga ordo besar yaitu:
a.    Ordo Chelonia
Chelonia adalah reptilia yang memiliki cangkang,tubuh pendek dan lebar dilindungi karapas dan plaston, tidak bergigi dan lidah tidak dapat menjulur. Berikut ciri-ciri dari ordo chelonia adalah:
1)    Cangkang bagian atas disebut karapaks, sedangkan bagian bawahnya disebut plastron.
2)    Cangkang merupakan bagian dari tulang belakang dan modifikasi tulang rusuk yang berfungsi sebagai pelindung dari pemangsanya.
3)    Chelonia yang hidup di laut adalah penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang memiliki kaki berbentuk dayung untuk berenang.
4)    Cangkang chelonia lebih tipis dibandingkan Chelonia darat.
5)    Contoh chelonia darat adalah kura-kura paua (Chelodina novaeguineae).Chelonia termasuk hewan berumur panjang hingga mencapai 200 tahun.
b.    Squamata (reptil bersisik )
Squamata adalah reptilia yang umumnya memiliki kulit bersisik. Ordo squamata digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1)   Lacertilia (saura)
Reptil yang termasuk golongan ini adalah kadal dan ular. Kadal memiliki sisik yang licin dan berbentuk membulat.tubuhnya kebanyakan berkaki empat, bertubuh kecil, dan memiliki ekor.
Contoh hewan kadal bertubuh kecil misalnya, kadal kebun (Mabuya multifasciata), cecak dinding (Cosymbotus paltyurus) dan bunglon kebun (Bronchocela jubata), hingga kadal yang bertubuh besar seperti biawak komodo (Varanus komodoensis).
2)   Ophidia (serpentes)
Ordo ophidia merupakan sub dari ordo squamata, ordo ophidia umumnya tidak berkaki, lidah bercabang dua, dan dapat dijulurkan dengan keadaan mulut tertutup, gigi melengkung ke dalam sebagai alat pencengkeraman mangsa.
Kelenjar parotis ada yang menghasilkan racun dan keluar lewat lubang taring. Mulut dapat dibuka lebar-lebar untuk menelan mangsa secara utuh karena terdapat tulang kuadrat bebas dari tulang kepala dan mandibula, tulang langit-langit bergerak bebas dan adanya pertautan ujung dua mandibula (rahang bawah) oleh ligamentum yang elastis.
Penciuman tajam karena mempunyai organ Jacobso yang peka terhadap rangsangan kimia dirongga hidungnya. Hanya memiliki satu paru-paru, yaitu paru-paru kiri.
Contoh:
Ular tidak berbisa antara lain:
a)    Ular air
b)   Ular raja
c)    Ular sanca/ular sawah
Ular berbisa antara lain:
a)    Kobra
b)   Ular pohon
c)    Ular belang
d)   Ular laut

Ciri-ciri dari ular antara lain:
a)     Ular tidak memiliki kaki dan bertubuh panjang serta memiliki sisik.
b)     Tulang rahang ular bersambungan secara longgar sehingga memungkinkan menelan mangsa yang lebih daripada tubuhnya.
c)     Gigi di mulut ular memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan untuk memegang mangsanya agar tidak mudah lepas.
d)     Ular berbisa memiliki sepasang gigi berlubang dan tajam untuk menyuntikkan bisa ke mangsanya.
e)     Lidahnya dapat dijulurkan untuk mengipas bau ke arah organ penciumannya.
f)      Ular memiliki kepekaan terhadap getaran yang berperan untuk mencari mangsanya.
g)     Ular tertentu memiliki kepekaan terhadap suhu mangsanya.
h)     Sebagian jenis ulat bersifat ovovivipar, yaitu telur menetas di dalam tubuh induk.
c.    Crocodilia
Adapun ciri-cirinya yaitu:
1)   Berkulit tebal dan lidah pipih tidak dapat dijulurkan. Dipangkal lidah terdapat lipatan transversal sebagai penutup faring sewaktu membuka mulut diair. Tidak mempunyai kandung kemih.
2)   Crocodilia memiliki sisik tebal dari keratin dan diperkuat dengan lempengan tulang ysng disebut skuta sebgai pelindung.Sisik rontok satu persatu tidak seperti ular.
3)   Buaya memiliki ekor tebal berotot.
4)   Kaki depannya berjari lima, sedangkan kaki belakang berjari empat sebagian berselaput untuk berenang.
5)   Lubang hidung terletak di ujung moncongnya yang memungkinkan untuk bernapas saat di dalam air.jantungnya beruang empat namun memiliki pori di antara bilik kiri dan kanan.
6)   Contoh spesies buaya adalah buaya muara ( Crocodylus porosus )
4.    Kelas Aves (Burung)
Kata aves (burung) berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Definisi aves (burung) adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal epidermal), sedangkan hewan lainnya tidak ada yang berbulu. Aves (burung) adalah vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Kaki pada aves (burung) digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang (dengan selaput interdigital). Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.
Aves hidup di darat. Sebagian spesies mendiami pohon-pohon. Jenis tertentu, seperti penguin, hidup di daratan kutub utara namun mencari makanan dengan berenang di laut. Jenis lainnya juga mencari makanan di danau dan perairan tawar lain, contohnya bebek.
Secara umum, tubuh aves (burung) terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tubuhnya tertutup oleh bulu yang khas yang terbuat dari keratin. Bulu ini diganti sekali setahun. Menurut letaknya terdapat lima macam bulu, yaitu remiges (pada sayap), rektrises (pada ekor), tetrises (penutup badan), alula (pada jari-jari sayap), dan paraterum (di sekitar bahu). Menurut bentuknya ada tiga macam bulu, yaitu pluma, plumula (lunak), dan filopluma (seperti rambut bertangkai panjang). Pada sayap dan ekor, bulu berpasang-pasangan secara simetris. Bulu yang hanya tumbuuh pada tempat tertentu dan teratur disebut apteria. Leher diselubungi bulu-bulu jenis plumula, dan memiliki kelenjar minyak.
Selain bulu, ciri-ciri lain pada burung antara lain:
a.    Mulut burung tidak bergigi. Paruh burung diselubungi zat tanduk yang dibentuk oleh maksila (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah). Pada pangkal paruh terdapat tonjolan ke atas dari kulit lunak, disebut sera.
b.    Struktur tulang menyerupai sarang lebah sehingga kerangkanya kuat namun ringan. Kerangkanya merupakan material yang tipis, kuat dan mengalami osifikasi yang sempurna. Tulang burung relative ringan karena memiliki banyak rongga. Tulang dada menjadi tempat melekatnya otot terbang. Gelang bahu terbentuk oleh sepasang korakoid, sepasang scapula, dan sepasang klavikula. Ketiga tulang tersebut membentuk lubang (foramen trioseum) tempat otot dada kecil (muskulus pektoralis minor) yang berfungsi mengangkat sayap. Tulang rusuk bagian depan melekat pada tulang dada, di bagian belakang melekat pada tulang leher atau tulang punggung.
c.    Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik.
d.   Aves (burung) memiliki alat suara (siring) pada percabangan trakea. Siring digerakkan oleh otot siringialis (penghubung siring dengan dinding trakea sebelah dalam) dan otot sternotrakealis (penghubung trakea dengan tulang dada).
e.    Aves (burung) termasuk homoiterm (hewan berdarah panas). Suhu tubuh tetap, ±40,5o– 42oC.
f.     Habitat aves (burung) di daratan sampai ketinggian ±6.000 m. Aves (burung) ada yang menetap, ada pula yang bermigrasi.
Adapun sistem organ yang terdapat dalam Aves yaitu:
a.    Sistem Gerak
Anggota gerak (tungkai) dua pasang. Tungkai depan berupa sayap yang berfungsi untuk terbang. Tungkai belakang berfungsi untuk bertengger, berjalan, atau berenang.
b.    Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan sempurna dari mulut → kerongkongan → tembolok → lambung kelenjar → lambung otot atau empedal (ventrikulus) berdinding tebal → usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum yang digantung oleh mesentrium → usus besar (terdapat sepasang usus buntu diantara usus halus dan usus besar) → bermuara pada kloaka di bawah ekor.
Empedal pada aves (burung) berfungsi untuk menghancurkan makanan. Mempunyai kelenjar ludah, kelenjar pancreas, dan hati yang menghasilkan empedu.
c.    Sistem Pernapasan
Aves (burung) bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong-kantong udara (sakus pneumatikus) yang berhubungan pula dengan tulang-tulang pipa. Fungsi kantong udara :
1)   membantu pernafasan terutama saat terbang
2)   menyimpan cadangan udara (oksigen)
3)   memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
4)   mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak.
Pernapasan pada burung di saat hinggap:
Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pernafasan burung saat terbang :
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali permenit.
d.   Sistem Peredaran Darah
Bagan sirkulasi pada burung
Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan→ Bilik kanan → Paru-paru
Pada burung sistem peredaran darahnya adalah peredaran tertutup yakni sistem dalam peredarannya darah selalu terdapat dalam pembuluh, atau darah tidak pernah langsung masuk ke dalam jaringan. Jantung terdiri atas empat ruangan (dua buah atrium dan dua buah ventrikulus) yang dibungkus oleh perikardium. Lengkung aorta hanya satu di sebelah kanan dan hanya memiliki satu sistem porta, yaitu sistem porta hepatica.
Dinding diantara kedua ventrikel jantung burung begitu sempurna sehingga dinding itu mampu mencegah percampuran antara darah yang kaya oksigen dan yang miskin oksigen. Pembagian jantung yang sempurna itu memungkinkan darah melewati jantung sebanyak dua kali pada setiap kali darah beredar di dalam tubuh (peredaran darah ganda). Sebagai akibatnya, darah di aorta burung mengandung lebih banyak oksigen daripada aorta vertebrata lainnya.
e.    Sistem Ekskresi Aves (Burung)
Alat ekskresi burung terdiri atas ginjal, paru-paru, dan kulit. Burung mempunyai sepasang ginjal bertipe metanefros yang berwarna cokelat. Vena porta ginjal tidak terbagi-bagi menjadi kapiler-kapiler ginjal.Saluran ekskresi ginjal dan saluran kelamin bermuara pada bagian akhir usus (kloaka). Kloaka ini merupakan tempat pertemuan saluran kelenjar kelamin dan usus. Kantong air seni tidak ada, hasil ekskresi setengah padat.
Burung hampir sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tetapi mempunyia kelenjar minyak yang terdapat di punggungnya, yang berguna untuk meminyaki bulunya.
f.     Sistem Alat Indera Dan Sistem Saraf Aves (Burung)
Lidah pada umumnya tak dapat dijulurkan. Mata mempunyai kelopak mata, membrane niktitans (selaput tidur), dan kelenjar air mata. Tak ada daun telinga, terdapat membrane timpani (selaput pendengar) di bagian dalam lubang telinga luar.
Lubang hidung satu pasang dengan indera pencium yang kurang baik.pemilihan makanan dengan organ perasa yang berada di sisi lidah dan langit-langit. Sistem saraf pusat berupa otak dengan 12 pasang saraf cranial. Terdapat kelenjar tiroid, adrenal, dan endokrin pituitary (hipofisis) yang terletak di dasar otak.
g.    Sistem Reproduksi Aves (Burung)
Pembuahan sel telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk (fertilisasi internal). Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.  Pada hewan jantan, terdapat sepasang testis, sedangkan ovarium hanya satu dan tumbuh dengan baik di sebelah kiri pada hewan betina.
Aves (burung) bertelur sehingga tergolong hewan ovipar dengan ciri telur bercangkang dan kuning telur besar. Burung mengerami telurnya dan merawat anaknya.
Aves (burung) dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa ordo. Berdasarkan kemampuan terbangnya, kelompok aves (burung) dibedakan menjadi dua yaitu:
a.    Carinata
Burung yang tergolong karinata memiliki taju dada (carina). Taju dada berfungsi menyokong otot dadanya yang besar. Otot dada memberikan kekuatan terbang. Pada pinguin contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak terbang, otot dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan.
Hampir 60% spesies burung karinata tercakup dalam ordo passeriformes atau burung bertengger. Burung bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan pohon. Contoh burung ini adalah burung layang-layang besar (Hirundapus giganteus), burung merpati (Columbia livia), burung pipit (Anthus sp.), burung dara, dan berbagai burung pengicau. Ayam (Gallus gallus domesticus) juga tergolong karinata. Burung layang-layang adalah burung yang paling cepat terbangnya yakni terbangnya mencapai 170 km/jam.
b.    Ratita
Burung yang tergolong ratita tidak memiliki taju dada pada tulang dadanya. Otot dadanya juga tidak sebesar burung karinata. Burung unta (Struthio camelus), kiwi (Apteryx australis), emu (Dromaius novaehollandiae) dan Kasuari dalah contoh burung ratita. 
Aves (burung) meliputi banyak sekali ordo, beberapa ordo yang telah punah, antara lain:
a.    Aepyornithiformes ( burung gajah), tinggi ±3 m, telur 21-30 cm, terdapat di Malagasi.
b.    Dinornithiformes, tinggi ±3 m, telur 14-18 cm, pernah hidup di Selandia Baru.
c.    Hesperornis dan Ichthyornis, burung bergigi, hidup di Amerika Serikat.
d.   Archaeopteryx, bergigi, tidak mempunyai pigostil. Fosilnya terdapat di Jerman.
e.    Diatrymiformes, tak dapat terbang, dan berparuh besar. Burung ini terdapat di Amerika Serikat.
Beberapa ordo yang masih ada, antara lain:
a.    Rosares (Galliformes)
Rosaries memiliki paruh pendek. Kakinya berfungsi untuk mengais dan berlari.
Contoh: ayam buras, merak, kalkun, maleo
b.    Ratites (Palaeognathae)
Ratites meliputi beberapa ordo burung tak dapat terbang, yaitu sebagai berikut:
1)   Struthioniformes, contohnya burung unta
2)   Casuariiformes, contohnya kasuari
3)   Apterygiformes, contohnya kiwi
4)   Rheiformes, contohnya burung rea.
c.    Anseriformes (burung perenang)
Burung ini berkaki pendek, memiliki selaput renang diantara jari-jari kaki. Ekor pendek, paruh melebar berkrista penyaring.
Contoh: entok, itik, angsa, belibis.
d.   Ciconiiformes
Burung ini berkepala botak, memiliki paruh, leher, dan tungkai panjang. Hidup bergerombol, memakan hewan air.
Contoh: blekok, flamingo, bangau jawa.
e.    Coraciiformes
Burung raja berparuh besar, kepala besar, tungkai pendek. Pemakan hewan seperti ikan, udang,katak, kupu-kupu, kumbang, lebah.
Contoh: raja udang, rangkong, tetangket.
f.     Columbiformes
Burung merpati atau dara merupakan pemakan biji-bijian. Paruh pendek dengan sora dipangkalnya. Tembolok besar, sel epitelnya mudah mengelupas dan diberikan kepada anaknya semasa masih kecil lewat paruhnya (disebut “susu merpati”).
Contoh: merpati, perkutut, tekukur.
g.    Apodiformes (burung dengung)
Tubuh kecil berukuran ±5,6 cm. paruh lembek, lidah panjangdan dapat dijulurkan, membuat sarang dari lidahnya.
Contoh: burung kolibri, wallet, lelayang.
h.    Oscines (Passeriformes) atau burung penyanyi
Pita suara berfungsi bagus. Tiga jari kaki menghadap ke depan, satu jari kaki menghadap ke belakang, sesuai untuk bertengger. Telur berwarna-warni, ketika menetas anaknya masih buta. Peakan serangga dan berbagai biji-bijian.
Contoh: burung gereja, burung kenari, cendrawasih, dan jalak.
5.    Kelas mammalia
Taksonomi mamalia dijelaskan sebagai berikut:
Kingdom                 : Animalia
Sub-Kingdom          : Metazoa
Filum                      : Chordata
Sub-Filum               : Vertebrata
Kelas                      : Mamalia
Ciri-ciri utama kelompok Mammalia adalah :
a.    Semuanya menghasilkan susu sebagai makanan anaknya.Susu dihasilkanoleh kelenjar (mammae) yang terdapat di daerah perut atau dada.Mammalia disebut juga hewan menyusui karena menyusui anaknya.
b.    Berambut
Rambut mammalia tersusun dari protein yang disebut keratin. Rambut mammalia berfungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan, segabai indera peraba antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi dari mangsa, dan sebagai penciri kelamin.  Pada paus dan lumba-lumba, rambut ada pada tahap tertentu perkembangan embrionya.
c.    Memiliki daun telinga dengan tiga tulang telinga tengah yang dimiliki mammalia terdiri atas tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Ketiga tulang tengah berperan dalam  pendengaran, yaitu meneruskan getaran suara dari membran  timpani (gendang telinga) ke telinga dalam. 
Ciri-ciri lain yang dimiliki sebagian besar mammalia untuk tambahan ciri lain adalah :
a.    Geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk
b.    Rahang bawah tersusun dari satu tulang
c.    Bernapas dengan paru-paru
d.   Jantung beruang empat
e.    Diafragma di antara rongga perut dan rongga dada untuk membantu pernapasan
f.     Otak yang lebih berkembang dibandingkan vertebrata lain
g.    Menggunakan energi metabolismenya untuk menjaga suhu tubuh tetap konstan sehingga digolongkan sebagai hewan endoterm dan homeoterm
h.    Fertilisasi terjadi secara internal atau di dalam tubuh betina
i.      Melahirkan anaknya sehingga termasuk hewan vivipar.
Mammalia hidup diberbagai habitat di darat dan di perairan.Ada jga mammalia yang hidup di daerah yang cukup ekstrem misalnya di kutub dan digurun.Beberapa jenis ada yang menyelam untuk mencari makanan di perairan.Kelompok mammalia tertentu ada yang merupakan hewan arboreal yang hidup di pohon-pohon dalam hutan. 
Meskipun ciri-ciri yang dimilii hampir sama, namun ada juga mammalia terkecil antara lain untuk spesies dari kelompok kelelawar kecil, yaitu Craseonycteris thonglongyai yang beratnya hanya tiga gram.Untuk mammalia yang terbesar adalah paus biru (Balaenoptera musculus) yang panjangnya dapat mencapai 27 meter dan berat 190 ton.Struktur tubuh mammalia sesuai dengan cara hidupnya, yaitu ada yang terbang, berenang, meluncur, berlari, melompat, atau menggali.
Sistem organ yang terdapat dalam tubuh mammalia yaitu:
a.    Sistem Saraf
Sistem saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah, setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Otak (Encephalon) terdiri dari beberapa bagian yang hampir sama dengan vertebrata yang lain, seperti prosencephalon, lobus opticus, cerebellum dan medulla oblongata.
b.    Sistem Respirasi
Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).
c.    Sistem Sirkulasi
Jantung berbilik empat pada mammalia mempunyai dua atria dan dua ventrikel yang terpisah secara sempurna. Terdapat sirkulasi ganda (sirkuit sistemik dan pulmoner). Pengiriman oksigen ke seluruh tubuh akan semakin meningkat karena tidak ada pencampuran darah yang kaya akan oksigen dengan yang miskin oksigen, jadi lebih sempurna dari reptile. Sebgai hewan endotermik, mammalia memerlukan lebih banyak oksigen per gram bobot tubuhnya dibandingkan dengan vertebratalain dengan ukuran tubuh yang sama.
d.   Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari kelenjar pencernaan dan organ pencernaan. Kelenjar pencernaannya terdiri dari 4 pasang kelenjar ludah: paratiroid, infaorbital, submaksilari, dan sublingual. Terdapat kantung empedu dengan saluran empedu dan saluran getah pancreas yang bermuara dalam duodenum. Sekum (caecum) berdinding tipis, panjangnya kira-kira 50 cm, mempunyai appendiks vermiformis (umbai cacing) yang bentuknya seperti jari. Sedangkan organ pencernaannnya terdiri dari mulut, kerongkongan, ventriculus, duodenum, ileum, rectum, dan anus.
e.    Sistem Ekskresi
Ginjal berbentuk seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis renalis berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih mengeluarkan uretra yang akan mngeluarkan urin melalui saluran urin. Mammalia dominan sudah memiliki saluran yang terpisah, tidak seperti hewan vertebrata lain yang menggunakan kloaka. Mammalia memiliki saluran pembuangan sisa pencernaan melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran reproduksi melalui vagina dan penis.
f.     Sistem Reproduksi
Hewan mammalia melakukan fertilisasi internal, perkembangan embrio terjadi di dalam uterus, dengan lama masa kandungan yang bervariasi tergantung pada jenis hewannya, seperti pada kelinci masa kehamilannya sekitar 30 hari. Berdasarkan cara reproduksi dan perkembangan fetusnya, beberapa mammalian memiliki tingkatan-tingkatan dari yang rendah sampai yang tinggi. Pada mammalian rendah, seperti Ordo Monotremata (platypus) dan Ordo Marsupialia (opossum dan kangguru), platypus masih bertelur dan mengerami telurnya.
Sedangkan pada kangguru yang telurnya sangat kecil itu berkembang dalam uterus selama beberapa hari, larva yang kemudian menetas segera keluar dari uterus dan masuk dalam kantong perut (marsupium) dan menghisap air susu dari putting-putting induknya. Pada mamalia yang lebih tinggi tingkatannya, zygot yang berkembang menjadi embrio dan kemudian tumbuh menjadi fetus tinggal dalam uterus untuk waktu yang lebih lama. Sistem sirkulasi dan nutrisinya dihubungkan melalui plasenta yang mengangkut nutrisi dari tubuh induknya.
Dalam klasifikasi berdasarkan ukurannya, mamalia dibagi menjadi dua, yakni mamalia besar dan mamalia kecil. International Biological Program mendefinisikan mamalia besar sebagai jenis-jenis mamalia yang memiliki ukuran berat badan dewasa > 5Kg, sedangkan mamalia kecil dengan ukuran berat badan dewasa < 5Kg. Jenis-jenis mamalia besar, dicontohkan sebagai berikut: rusa, harimau, dan  kerbau air. Mamalia kecil, antara lain tikus, bajing, dan kelelawar.
Dalam pemanfaatan waktu aktivitas, mamalia dibagi menjadi mamalia diurnal dan mamalia nokturnal. Mamalia diurnal merupakan jenis-jenis mamalia yang melakukan aktivitasnya pada pagi dan sore hari, seperti orangutan, rusa, dan beberapa jenis bajing. Mamalia nokturnal merupakan jenis-jenis mamalia yang melakukan aktivitasnya mulai menjelang malam hari hingga menjelang pagi hari, seperti kelelawar, tenggalung malaya, serta musang. Selain itu, terdapat juga jenis-jenis yang beraktivitas sepanjang hari seperti babi hutan.
Berdasarkan habitatnya, mamalia dapat dibedakan menjadi dua, yakni mamalia darat dan mamalia laut. Mamalia darat merupakan mamalia yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di darat, sedangkan mamalia laut melakukan aktivitasnya sebagian besar di laut. Contoh dari mamalia darat, yakni monyet-ekor panjang, macan tutul, tikus, serta kuda. Mamalia laut, antara lain pesut, dugong, dan paus.
Dalam pemanfaatan strata tegakan hutan, mamalia diklasifikasikan menjadi dua, yakni mamalia arboreal dan mamalia terestrial. Mamalia arboreal merupakan jenis-jenis mamalia yang banyak menghabiskan waktu aktivitasnya pada strata yang tinggi, sedangkan mamalia terestrial merupakan jenis-jenis mamalia yang menghabiskan waktu aktivitasnya pada lantai hutan atau strata terbawah. Soerianegara dan Indrawan (2002) membagi strata tegakan dalam ekologi hutan, adalah sebagai berikut: strata A (> 30m), strata B (20-30m), strata C (4-20m), strata D (1-4m) dan strata E (0-1m). Jenis-jenis yang merupakan mamalia arboreal, antara lain monyet, kelelawar, bajing, serta beberapa jenis dari suku Felidae (Payne et al. 2000). Bagi jenis-jenis mamalia terestrial, antara lain kijang, gajah, dan badak.
Sedangkan dalam ilmu taksonomi, mammalia dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu 
a.    Mammalia bertelur (prototheria),
Kelompok Prototheria bertelur sehingga tergolong ovipar. Embrio berkembang di dalam telur dengan menggunakan kuning telur sebagai sumber makanannya. Setelah menetas hewan ini akan menghisap susu dari rambut induknya, karena induk ini tidak memiliki puting susu. Hewan ini digolongkan sebagai ordo Monotremata. Contohnya adalah platipus (Ornithorhynchus anatinus) dan echidna.



b.    Mammalia berkantung (metatheria)
Kelompok Metatheria melahirkan anaknya saat embrio masih pada tahap awal sehingga masa kehamilannya singkat. Contohnya kanguru merah, anaknya yang masih berukuran sebesar lebah madu dilahirkan 33 hari setelah fertilisasi. Anak dalam tahap embrio tersebut dapat merangkak masuk ke dalam kantung induknya yang disebut marsupium. Di dalam marsupium embrio menyusu pada puting susu dan mengalami perkembangan selanjutunya.
Hewan ini digolongkan sebagai ordo Marsupialia atau hewan berkantung, contohnya adalah kanguru (Macropus sp.), koala (Phascolarctos cinereus), dan opposum (Pucadelphys andinus).
c.    Mammalia berplasenta (eutheria) 
Kelompok Eutheria melahirkan anaknya yang telah menyelesaikan perkembangan embrioniknya di dalam rahim (uterus). Embrio memperoleh nutrisi dari induknya melalui plasenta sehingga kelompok hewan ini disebut mammalia berplasenta.
Mammalia berplasenta / Eutheria meliputi berbagai macam ordo, yaitu:
1)   Insectivora
Ordo Insectivora adalah kelompok mamalia pemakan serangga.contoh : Armadillo, Solenodon, Advark
2)   Chiroptera
Ordo Chiroptera adalah kelompok Mammalia yang memiliki selaput kulit membentang dari kaki depan, badan, dan kaki belakang. Struktur sayap untuk terbang ini merupakan modifikasi dari kaki depan yang ditunjang oleh empat jari. contoh kelelawar , sebagian besar hewan ini adalah hewan nokturnal, yaitu mencari makanan pada malam hari.
Selain sebagai pemakan serangga, beberapa jenis memakan buah-buahan dan vertebrata kecil seperti katak, tikus, dan burung.Jenis lain yaitu kelelawar vampir menghisap darah mammalia lain

3)   Lagomorpha
Ordo Lagomorpha mencakup mammalia yang memiliki gigi seri seperti pahat, misalnya kelinci.Kaki belakang hewan ini lebih panjang daripada kaki depan.Struktur kaki ini berfungsi untuk melompat.


4)   Perissodactyla
Ordo Perissodactyla mencakup mammalia berkuku pada jari yang berjumlah ganjil pada kakinya.Jika jari kakinya lebih dari satu jari tengahnya lebih besar daripada jari lain.Hewan ini merupakan pemakan tumbuhan atau herbivora.Contoh hewan ini adalah kuda (Equus caballus) yang berkuku satu, tapir (Tapirus indicus) dan badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) yang berkuku tiga.


5)   Artiodactyla
Ordo Artiodactyla mencakup mammalia berkuku yang jarinya berjumlah genap pada masing-masing kakinya. Hewan ini juga herbivora.
Contohnya adalah kambing, domba (Ovis aries), babi (Sus sp.), rusa sambar (Cervus unicolor), dan jerapah (Giraffa camelopardalis), Sapi


6)   Sirenia
Ordo Sirenia adalah mammalia herbivora akuatik yang memiliki tungkai depan mirip sirip.Kelompok mammalia ini tidak memiliki kaki belakang.Ekor besar dan pipih horizontal yang juga berperan seperti dayung untuk berenang.Sirenia merupakan mammalia bertubuh besar tidak berambut.Rambut kasar hanya terdapat di bibirnya.Contoh sirenia adalah duyung atau dugong (Dugong dugong).


7)   Proboscidea
Ordo Proboscidea memiliki tubuh besar berotot serta belalai berotot.Hewan yang termasuk kelompok ini adalah gajah sumatera (Elephas maximus).Belalai gajah berfungsi seperti anggota badan kelima untuk mengambil makanan dan minum.Kulitnya longgar dan tebal.Gajah jantan memiliki gigi seri atas memanjang sebagai gading.


8)   Cetacea
Ordo Cetacea hidup di laut dengan tubuh berbentuk ikan, kaki depan mirip dayung dan tidak ada kaki belakang.Tubuhnya tidak berambut dan memiliki lapisan tebal lemak sebagai insulasi.Lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus), paus biru (Balaenoptera musculus), dan paus pembunuh (Orcinus orca) adalah mammalia yang termasuk Cetacea.


9)   Carnivora
Ordo Carnivora adalah kelompok mammalia yang memiliki dan kuku yang tajam dan runcing untuk menangkap dan memakan mangsanya.Kelompok ini disebut juga pemakan daging.Mammalia yang termasuk carnivora adalah anjing (Canislupus familiaris), Kucing (Felis silvestris), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), singa (Panthera leo) dan anjing laut (Caniformia pinniped).




10)    Rodentia
Ordo Rodentia memiliki gigi seri seperti pahat.Gigi serinya berjumlah sepasang di atas dan sepasang di bawah.Ggi seri tidak berakar sehingga tumbuh terus-menerus.Contoh rodentia adalah tupai, berang-berang, tikus,landak, dan mencit.


11)    Primata
Ordo Primata memiliki ibu jari yang dapat disentuhkan ke jari lain, mata menghadap ke depan, korteks serebal berkembang baik.Kelompok primata adalah beruk (Macaca sp.), orang utan (pongo pygmaeus), dan lutung jawa (Trachypithecus auratus).Manuasi (homo sapiens) digolongkan dalam primata.



C.  PERANAN  VERTEBRATA
1.    Peranan Pisces Bagi Kehidupan Manusia.
Berikut ini adalah peranan Pisces yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut:
a.    Sumber protein hewani dan vitamin A.
b.    Lemak ikan adalah sumber asam lemak tidak jenuh.
c.    Di California, Filipina, dan Srilanka, sirip ikan cucut dan ikan pari dikeringkan dan direbus, lalu dibuat gelatin untuk penyedap makanan sup.
d.   Bahan kerajinan (sepatu, tas, sampul buku, pelapis kotak) atau bahan ampelas dari kulit ikan cucut yang telah disamak; maka muncullah pabrik penyamakan kulit ikan.
e.    Mendorong berdirinya pabrik-pabrik pengawetan ikan (misal ikan asin, ikan dalam kaleng, pindang, asinan telur ikan).
f.     Tulang ikan untuk bahan perekat/ lem.
g.    Sisa-sisa ikan dibuat tepung untuk pupuk atau makanan ternak.
h.    Ikan sebagai bahan praktikum atau penelitian demi perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan.
i.      Usaha tempat rekreasi dengan tempat pemancingan.
j.      Sebagai sumber mata pencaharian, misalnya dengan budi daya ikan di kolam, tambak, pemijahan ikan hias di akuarium.
Ada pula jenis ikan yang merugikan karena dapat menyerang dan melukai manusia, misalnya ikan pari memiliki racun pada ekornya. Ikan cucut sering merusak jaring para nelayan. Beberapa ikan besar juga memakan ikan atau Crustacea sehingga merugikan bagi manusia.
2.    Peranan Amphibi bagi Kehidupan Manusia.
Berikut ini adalah peranan Amphibi yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut:
a.    Dimanfaatkan di bidang kedokteran untuk diambil racunnya sebagai “penguat denyut jantung”. Contohnya : racun Bufotalin (C119H117 H25). Dan racun Bufotenin (C6H9NO) dari katak Bufo marinus.
b.    Untuk tes kehamilan, contoh : Bufo melanostictus.
c.    Keperluan praktikum zoology bagi siswa dan mahasiswa.
d.   Katak membantu membinasakan nyamuk.
e.    Jenis Urodela (Megalobatrachus maximus) disukai orang Jepang, dan jenis Rana sp. disukai orang China dan Jepang sebagai makanan.
f.     Di bidang pertanian dan peternakan, Amphibia berperan sebagai natural biological control (pengendalian hayati alamiah) terutama terhadap populasi serangga di alam yang memungkinkan “meledak” sebagai hama.
3.    Peranan Reptilia bagi Kehidupan Manusia.
Berikut ini adalah peranan Reptilia yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut:
a.    Sebagai predator alami, contohnya ular memakan tikus
b.    Sebagai bahan pangan, contohnya daging ular, daging kura-kura, dan telur penyu
c.    Minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia untuk bahan obat-obatan
Beberapa reptilia juga merugikan contohnya ular memangsa hewan ternak dan ular berbisa dapat membunuh manusia.
4.    Peranan Aves bagi Kehidupan Manusia.
Berikut ini adalah peranan Aves yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut:
a.    Daging dan telurnya menjadi sumber protein hewani.
b.    Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau bahan membuat kue.
c.    Sebagai bahan industry, contohnya shuttle cock  untuk bulu tangkis dibuat dari bulu pluma, sedangkan selimut, bantal, kasur dibuat dari bulu plumula (missal bulu itik, ayam, angsa).
d.   Membuka lapangan kerja missal dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, wallet.
e.    Burung dilatih dan dilombakan. Contohnya burung perkutut untuk lomba suara.
f.     Untuk kesenangan, missal untuk dinikmati suaranya, keindahan bulunya, tingkah lakunya, dilatih menirukan suara manusia.
g.    Sebagai predator alami. Burung-burung pemakan insekta juga berperan dalam pengendalian hayati alami.
h.    Di bidang sains dipergunakan untuk bahan praktikum para siswa dan mahasiswa.
5.    Peranan Mammalia bagi Kehidupan Manusia.
Berikut ini adalah peranan Mammalia yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut:
a.    Sumber bahan makanan, misalnya daging, telur ayam, dan susu sapi.
b.    Sebagai bahan baku industri tekstil, misalnya pemanfaatan rambut domba untuk dijadikan wol.
c.    Sebagai objek penelitian, misalnya hewan mammalia tikus putih.
d.   Sebagai hewan peliharaan, misalnya anjing, kucing, kelinci.
Namum, beberapa jenis vertebrata ada yang merugikan manusia misalnya tikus.Tikus dapat menjadi hama tanaman pertanian.

PENUTUP
A.  Kesimpulan
Kelompok hewan Vertebrata memiliki kolumna vertebralis (ruas-ruas tulang belakang). Jadi korda dorsalis (kerangka sumbu primer = notokorda) hanya terdapat pada masa tingkatan embrio. Vertebrata disebut juga Craniata karena semua hewan vertebrata sudah memiliki otak, yang terlindung dalam Kranium (tulang-tulang tengkorak).
Vertebrata dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu ikan (pisces), amfibi (amphibi), reptil, burung (aves) dan hewan menyusui (mamalia). Berikut merupakan tabel yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam mengetahui ciri-cirinya pada masing-masing kelas:

Site search