About

Thursday, December 19, 2013

Amphibi

Posted by Unknown On 9:35 PM No comments
Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Maksudnya, kelompok hewan tersebut dapat hidup di darat dan di air.
Amphibia mempunyai ciri khusus yang tidak terdapat pada kelas lain yaitu sebagai berikut:
a.    Kulit selalu basah dan berkelenjar.
b.    Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.
c.    Mempunyai 2 lubang hidung yang berhubungan dengan rongga mulut. Pada lubang hidung tertentu terdapat klep yang mencegah masuknya air pada saat hewan tersebut berada di dalam air.
d.   Mata berkelopak dan kelopak tersebut dapat digerakkan.
e.    Mulut bergigi dan berlidah (lidahnya dapat dijulurkan pada saat menangkap mangsa).
f.     Rangka tubuh sebagian besar tersusun atas tulang keras.
g.    Jantung amphibi atas tiga ruang (2 atrium dan 1 ventrikel).
h.    Suhu tubuh tergantung dari lingkungannya (poikilothermis).
i.      Fertilisasi secara eksternal.
j.      Mengalami metamorfosis sempurna dalam siklus hidupnya.
Sistem organ yang terdapat dalam tubuh amphibi yaitu:
a.    Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. Selanjutnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.
    
b.    Sistem Pernapasan
Alat pernapasan pada amphibia, misalnya katak berupa paru-paru, kulit, dan insang. Ketika masih berudu, katak bernapas menggunakan insang. Setiap insang tersebut dilengkapi dengan pembuluh kapiler darah. Oksigen dalam air akan berdifusi menuju kapiler tersebut.
Setelah menjadi katak dewasa, katak bernapas dengan paru-paru dan dibantu dengan kulit. Kulit katak selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain itu, katak bernapas juga dengan paru-paru walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup.
     Mekanisme pernapasan katak     
Pada saat katak berinspirasi atau menghirup oksigen dan berekspirasi mengeluarkan karbom dioksida, mulut katak selalu dalam keadaan tertutup. Pernapasan pada katak diatur oleh kontraksi dan relaksasi otot perut dan otot rahang bawah.
1)   Inspirasi
Udara bebas masuk melalui celah hidung (koane) ke rongga mulut kemudian ke paru-paru. Bila otot bawah rahang bawah (sub mandibularis) mengendor maka volume rongga mulut membesar. Selanjutnya udara dari luar akan masuk ke rongga mulut melalui koane. Kemudian koane tertutup, dilanjutkan otot bawah rahang bawah berkontraksi. Akibatnya rongga mulut mengecil, tekanan udara rongga mulut meningkat, sehingga udara dari rongga mulut masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru oksigen berdifusi ke darah kapiler, sedangkan darah kapiler alveolus berdifusi ke luar.
2)   Ekspirasi
Udara miskin O2 dilepaskan ke luar. Otot perut dan otot sternohioideus berkontraksi sehingga udara yang ada di dalam paru-paru tertekan ke luar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang segera diikuti oleh kontraksi otot geniohioideus, sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut, akibatnya udara dari paru-paru yang kaya CO2 akan keluar melalui koane.
c.    Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan amphibia, contohnya katak, terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung makanan di cerna, kemudian masuk ke dalam usus. Di usus, zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran ekskresi, dan saluran alat kelamin.
d.   Sistem Ekskresi
Pada amfibi, misalnya katak, alat ekresi utama ialah sepasang ginjal yang terletak di kanan dan di kiri tulang belakang, berwarna merah kecoklat-coklatan yang memanjang dari muka ke belakang. Ginjal merupakan alat penyaring yang mengeluarkan zat-zat sisa yang dapat larut, terutama urine, garam-garam mineral yang kelebihan dari air yang terkumpul dari sel-sel tubuh, serta cairan dari darah. Saluran keluarnya merupakan sepasang saluran halus, masing-masing bermuara di kloaka.
     kandung kencingnya merupakan gelembung tipis sebagai tonjolan dinding kloaka. Kandung kencing ini berguna untuk menyimpan urine sementara. Urine dikumpulkan dari dalam ginjal dan kemudian dikeluarkan melaluikandung kencing ke kloaka.
e.    Sistem Reproduksi
Kelompok amphibia, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak betina dan katak jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak juga terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak betina dan katak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan katak betina diselaputi oleh selaput telur atau membran vitelin. Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur atau uterus. Oviduk katak betina terpisah dengan ureter (saluran kemih). Oviduk berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter (saluran kemih). Dari vas deferens sperma bermuara di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan kental, sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat isap. Makanannya berupa pitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivor. Berudu awal berkembang lebih lanjut dari herbivor menjadi karnivor atau insektivor (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya, celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah tiga bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani muncul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernafas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
Dalam klasifikasinya, kelas amfibi dapat dibagi menjadi 3 ordo, yaitu:
a.    Ordo Caecilia/ Apoda (Gymnophiona)
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah:
1)   Tidak mempunyai kaki sehingga disebut Apoda.
2)   Tubuh menyerupai cacing, ekor pendek.
3)   Kulit lunak dan menghasilkan cairan.
4)   Di bagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory.
5)   Mata tidak berkelopak.
6)   Menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik.
7)   Fertilisasi terjadi secara internal.
Contoh:
Ichthyophis glautinosus (salamander cacing)
b.    Ordo Urodela (Caudata)
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya sebagai berikut:
1)   Bentuk tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum.
2)   Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan.
3)   Larva bernafas dengan insang, sedangkan ketika telah dewasa bernafas dengan paru-paru.
4)   Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa.
5)   Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa.
Contoh:
a)    Axolotl mexicanum (hidup di Mexico)
b)   Ranodon sp.(hidup di Asia)
c)    Megalobatrachus japonicas (salamander raksasa)
c.    Ordo Anura
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya sebagai berikut:
1)   Tidak memiliki ekor.
2)   Kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik.
3)   Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat.
4)   Membran tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata.
5)    Kelopak mata dapat digerakkan.
6)   Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik.
7)   Memiliki selaput renang diantara jari.
8)   Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal.
Contoh :
a)    Katak hijau (Rana pipiens)
Sesuai namanya tubuhnya berwarna hijau dan dihiasi totol-totol coklat kehijauan. Badan bagian depan lebih tinggi dibandingkan badan bagian belakang. Di alam bebas kodok hijau  dapat  tumbuh mencapai ukuran 15 cm panjang badannya. Pahanya panjang, sedangkan dagingnya berwarna kekuningan. Selain itu hidup disungai-sungai, jenis kodok juga hidup di sawah-sawah.
b)   Katak rawa (Rana limnocharis)
Kodok rawa banyak terdapat di rawa-rawa. Daging jenis kodok ini  mempunyai  rasa yang paling enak daripada kedua jenis kodok di atas. Namun demikian ukuran tubuhnya lebih kecil yaitu hanya 8 cm saja. Ciri lain dari kodok rawa adalah warna kulit coklat dengan totol-totol coklat gelap. Oleh karenanya kodok ini disebut juga kodok totol.
c)    Kodok bangkong (Bufo terrestris, Bufo boreas).
Ciri-ciri: terdapat benjolan besar di belakang mata, kulit relative kering.

0 comments:

Post a Comment

Site search