Amphibia berasal
dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang
berarti dua dan Bios yang berarti
hidup. Maksudnya, kelompok hewan tersebut dapat hidup di darat dan di air.
Amphibia mempunyai ciri khusus
yang tidak terdapat pada kelas lain yaitu sebagai berikut:
a. Kulit selalu basah dan
berkelenjar.
b. Mempunyai
dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat
di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.
c. Mempunyai 2 lubang hidung
yang berhubungan dengan rongga mulut. Pada lubang hidung tertentu terdapat klep
yang mencegah masuknya air pada saat hewan tersebut berada di dalam air.
d. Mata berkelopak dan kelopak
tersebut dapat digerakkan.
e. Mulut bergigi dan berlidah
(lidahnya dapat dijulurkan pada saat menangkap mangsa).
f. Rangka tubuh sebagian besar
tersusun atas tulang keras.
g. Jantung amphibi atas tiga
ruang (2 atrium dan 1 ventrikel).
h. Suhu tubuh tergantung dari
lingkungannya (poikilothermis).
i. Fertilisasi secara eksternal.
j.
Mengalami
metamorfosis sempurna dalam siklus hidupnya.
Sistem organ yang terdapat
dalam tubuh amphibi yaitu:
a.
Sistem
Peredaran Darah
Sistem
peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran
darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali
dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke
paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh
menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Jantung
katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri)
dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang
mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Darah
yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke
sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel,
kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru,
karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke
vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini
merupakan peredaran darah kecil. Selanjutnya, dari atrium kiri darah mengalir
ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung
oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah
yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang
nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini
bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis)
mengalirkan darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke
jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah
ke kulit dan paru-paru.
b.
Sistem Pernapasan
Alat pernapasan pada amphibia, misalnya katak berupa paru-paru, kulit,
dan insang. Ketika masih berudu, katak bernapas menggunakan insang. Setiap
insang tersebut dilengkapi dengan pembuluh kapiler darah. Oksigen dalam air
akan berdifusi menuju kapiler tersebut.
Setelah menjadi katak dewasa, katak bernapas dengan paru-paru dan
dibantu dengan kulit. Kulit katak selalu dalam keadaan basah dan mengandung
banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk
lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung
untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan
di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri
kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan
karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain itu,
katak bernapas juga dengan paru-paru walaupun paru-parunya belum sebaik
paru-paru mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung
tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya
bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi.
Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Dalam
paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat
mulut tertutup.
Mekanisme pernapasan katak
Pada
saat katak berinspirasi atau menghirup oksigen dan berekspirasi mengeluarkan
karbom dioksida, mulut katak selalu dalam keadaan tertutup. Pernapasan pada
katak diatur oleh kontraksi dan relaksasi otot perut dan otot rahang bawah.
1) Inspirasi
Udara
bebas masuk melalui celah hidung (koane) ke rongga mulut
kemudian ke paru-paru. Bila otot bawah rahang bawah (sub mandibularis)
mengendor maka volume rongga mulut membesar. Selanjutnya udara dari luar akan
masuk ke rongga mulut melalui koane. Kemudian koane tertutup, dilanjutkan otot
bawah rahang bawah berkontraksi. Akibatnya rongga mulut mengecil, tekanan udara
rongga mulut meningkat, sehingga udara dari rongga mulut masuk ke paru-paru. Di
dalam paru-paru oksigen berdifusi ke darah kapiler, sedangkan darah kapiler
alveolus berdifusi ke luar.
2) Ekspirasi
Udara miskin O2 dilepaskan ke
luar. Otot perut dan otot sternohioideus berkontraksi sehingga udara yang ada
di dalam paru-paru tertekan ke luar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah
tekak menutup dan koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah
berkontraksi yang segera diikuti oleh kontraksi otot geniohioideus, sehingga
rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut, akibatnya udara dari
paru-paru yang kaya CO2 akan keluar melalui koane.
c. Sistem
Pencernaan
Saluran pencernaan amphibia, contohnya katak, terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Lidah pada katak digunakan untuk
menangkap mangsa. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui
kerongkongan. Di dalam lambung makanan di cerna, kemudian masuk ke dalam usus.
Di usus, zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka
merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran ekskresi, dan
saluran alat kelamin.
d.
Sistem Ekskresi
Pada amfibi, misalnya katak, alat ekresi utama ialah sepasang ginjal
yang terletak di kanan dan di kiri tulang belakang, berwarna merah
kecoklat-coklatan yang memanjang dari muka ke belakang. Ginjal merupakan alat
penyaring yang mengeluarkan zat-zat sisa yang dapat larut, terutama urine,
garam-garam mineral yang kelebihan dari air yang terkumpul dari sel-sel tubuh,
serta cairan dari darah. Saluran keluarnya merupakan sepasang saluran halus,
masing-masing bermuara di kloaka.
kandung kencingnya merupakan gelembung
tipis sebagai tonjolan dinding kloaka. Kandung kencing ini berguna untuk
menyimpan urine sementara. Urine dikumpulkan dari dalam ginjal dan kemudian
dikeluarkan melaluikandung kencing ke kloaka.
e. Sistem
Reproduksi
Kelompok
amphibia, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak betina dan katak
jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak juga terjadi di luar
tubuh. Pada saat kawin, katak betina dan katak jantan akan melakukan ampleksus,
yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut
katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap
ovum yang dikeluarkan katak betina diselaputi oleh selaput telur atau membran
vitelin. Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung
oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau
oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang
menggembung yang disebut kantung telur atau uterus. Oviduk katak betina
terpisah dengan ureter (saluran kemih). Oviduk berkelok-kelok dan bermuara di
kloaka.
Segera setelah
katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan
sperma. Sperma yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan
disalurkan ke dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak jantan
bersatu dengan ureter (saluran kemih). Dari vas deferens sperma bermuara di
kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan
kental, sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur
yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar
dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan
alat isap. Makanannya berupa pitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan
herbivor. Berudu awal berkembang lebih lanjut dari herbivor menjadi karnivor
atau insektivor (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang
hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya,
celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah tiga
bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak
depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani muncul ke permukaan air,
sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernafas
dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan
menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat
itulah metamorfosis katak selesai.
Dalam
klasifikasinya, kelas amfibi dapat dibagi menjadi 3 ordo, yaitu:
a. Ordo Caecilia/ Apoda (Gymnophiona)
Ordo
ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah:
1) Tidak mempunyai kaki sehingga
disebut Apoda.
2) Tubuh menyerupai cacing, ekor
pendek.
3) Kulit lunak dan menghasilkan
cairan.
4) Di bagian anterior terdapat
tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory.
5) Mata tidak berkelopak.
6) Menunjukkan 2 bentuk dalam
daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada
fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah
atau di lingkungan akuatik.
7) Fertilisasi terjadi secara
internal.
Contoh:
Ichthyophis
glautinosus (salamander cacing)
b. Ordo
Urodela (Caudata)
Ordo
ini mempunyai anggota yang ciri umumnya sebagai berikut:
1) Bentuk tubuh memanjang,
mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum.
2) Tubuh dapat dibedakan antara
kepala, leher dan badan.
3) Larva bernafas dengan insang,
sedangkan ketika telah dewasa bernafas dengan paru-paru.
4) Fase larva hampir mirip
dengan fase dewasa.
5) Anggota ordo Urodela hidup di
darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi
wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa.
Contoh:
a)
Axolotl mexicanum (hidup di Mexico)
b)
Ranodon sp.(hidup di Asia)
c)
Megalobatrachus japonicas (salamander raksasa)
c. Ordo
Anura
Ordo
ini mempunyai anggota yang ciri umumnya sebagai berikut:
1) Tidak memiliki ekor.
2) Kepala bersatu dengan badan,
tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik.
3) Tungkai belakang lebih besar daripada
tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat.
4) Membran tympanum terletak di
permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata.
5) Kelopak mata dapat digerakkan.
6) Mata berukuran besar dan
berkembang dengan baik.
7) Memiliki selaput renang
diantara jari.
8) Fertilisasi secara eksternal
dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal.
Contoh
:
a) Katak hijau (Rana pipiens)
Sesuai namanya
tubuhnya berwarna hijau dan dihiasi totol-totol coklat kehijauan. Badan bagian
depan lebih tinggi dibandingkan badan bagian belakang. Di alam bebas kodok
hijau dapat tumbuh mencapai ukuran 15 cm panjang badannya. Pahanya
panjang, sedangkan dagingnya berwarna kekuningan. Selain itu hidup
disungai-sungai, jenis kodok juga hidup di sawah-sawah.
b) Katak rawa (Rana limnocharis)
Kodok rawa banyak
terdapat di rawa-rawa. Daging jenis kodok ini mempunyai rasa yang
paling enak daripada kedua jenis kodok di atas. Namun demikian ukuran tubuhnya
lebih kecil yaitu hanya 8 cm saja. Ciri lain dari kodok rawa adalah warna kulit
coklat dengan totol-totol coklat gelap. Oleh karenanya kodok ini disebut juga
kodok totol.
c)
Kodok
bangkong (Bufo terrestris, Bufo boreas).
0 comments:
Post a Comment