Kata aves (burung) berasal dari kata Latin
yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam
“Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Definisi aves (burung) adalah
vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal epidermal), sedangkan
hewan lainnya tidak ada yang berbulu. Aves (burung) adalah vertebrata yang
dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak
anterior. Kaki pada aves (burung) digunakan untuk berjalan, bertengger, atau
berenang (dengan selaput interdigital). Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan
dikenal sebagai Archaeopteryx.
Aves hidup di
darat. Sebagian spesies mendiami pohon-pohon. Jenis tertentu, seperti penguin,
hidup di daratan kutub utara namun mencari makanan dengan berenang di laut.
Jenis lainnya juga mencari makanan di danau dan perairan tawar lain, contohnya
bebek.
Secara umum, tubuh aves
(burung) terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tubuhnya tertutup oleh
bulu yang khas yang
terbuat dari keratin. Bulu ini diganti sekali setahun. Menurut letaknya
terdapat lima macam bulu, yaitu remiges (pada sayap), rektrises (pada ekor),
tetrises (penutup badan), alula (pada jari-jari sayap), dan paraterum (di
sekitar bahu). Menurut bentuknya ada tiga macam bulu, yaitu pluma, plumula
(lunak), dan filopluma (seperti rambut bertangkai panjang). Pada sayap dan
ekor, bulu berpasang-pasangan secara simetris. Bulu yang hanya tumbuuh pada
tempat tertentu dan teratur disebut apteria. Leher diselubungi bulu-bulu jenis
plumula, dan memiliki kelenjar minyak.
Selain bulu,
ciri-ciri lain pada burung antara lain:
a.
Mulut
burung tidak bergigi. Paruh burung diselubungi zat tanduk yang dibentuk oleh
maksila (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah). Pada pangkal paruh terdapat
tonjolan ke atas dari kulit lunak, disebut sera.
b.
Struktur
tulang menyerupai sarang lebah sehingga kerangkanya kuat namun ringan. Kerangkanya
merupakan material yang tipis, kuat dan mengalami osifikasi yang sempurna. Tulang burung relative ringan
karena memiliki banyak rongga. Tulang dada menjadi tempat melekatnya otot
terbang. Gelang bahu terbentuk oleh sepasang korakoid, sepasang scapula, dan
sepasang klavikula. Ketiga tulang tersebut membentuk lubang (foramen trioseum)
tempat otot dada kecil (muskulus pektoralis minor) yang berfungsi mengangkat
sayap. Tulang rusuk bagian depan melekat pada tulang dada, di bagian belakang
melekat pada tulang leher atau tulang punggung.
c.
Alat
penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik.
d.
Aves (burung) memiliki alat suara (siring) pada
percabangan trakea. Siring digerakkan oleh otot siringialis (penghubung siring
dengan dinding trakea sebelah dalam) dan otot sternotrakealis (penghubung
trakea dengan tulang dada).
e.
Aves
(burung) termasuk homoiterm (hewan berdarah panas). Suhu tubuh tetap, ±40,5o–
42oC.
f.
Habitat
aves (burung) di daratan sampai ketinggian ±6.000 m. Aves (burung) ada yang
menetap, ada pula yang bermigrasi.
Adapun sistem organ yang terdapat dalam Aves yaitu:
a.
Sistem Gerak
Anggota gerak (tungkai) dua pasang. Tungkai depan berupa sayap yang
berfungsi untuk terbang. Tungkai belakang berfungsi untuk bertengger, berjalan,
atau berenang.
b. Sistem
Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan sempurna dari mulut → kerongkongan →
tembolok → lambung kelenjar → lambung otot atau empedal (ventrikulus)
berdinding tebal → usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum yang
digantung oleh mesentrium → usus besar (terdapat sepasang usus buntu diantara
usus halus dan usus besar) → bermuara pada kloaka di bawah ekor.
Empedal
pada aves (burung) berfungsi untuk menghancurkan makanan. Mempunyai kelenjar
ludah, kelenjar pancreas, dan hati yang menghasilkan empedu.
c.
Sistem Pernapasan
Aves (burung) bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan
kantong-kantong udara (sakus pneumatikus) yang berhubungan pula dengan
tulang-tulang pipa. Fungsi kantong
udara :
1) membantu
pernafasan terutama saat terbang
2) menyimpan
cadangan udara (oksigen)
3) memperbesar
atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
4)
mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu
banyak.
Pernapasan
pada burung di saat hinggap:
Pada waktu tidak terbang,
pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk
bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan
paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk
(inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan
mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara
segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi
sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pernafasan
burung saat terbang :
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari
rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk
merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi
dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan
menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan
melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara
didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat
menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas
burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali
permenit.
d. Sistem
Peredaran Darah
Bagan sirkulasi pada burung
Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan→ Bilik kanan → Paru-paru
Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan→ Bilik kanan → Paru-paru
Pada burung sistem peredaran darahnya adalah peredaran tertutup yakni
sistem dalam peredarannya darah selalu terdapat dalam pembuluh, atau darah tidak
pernah langsung masuk ke dalam jaringan. Jantung terdiri atas empat ruangan
(dua buah atrium dan dua buah ventrikulus) yang dibungkus oleh perikardium.
Lengkung aorta hanya satu di sebelah kanan dan hanya memiliki satu sistem
porta, yaitu sistem porta hepatica.
Dinding
diantara kedua ventrikel jantung burung begitu sempurna sehingga dinding itu
mampu mencegah percampuran antara darah yang kaya oksigen dan yang miskin
oksigen. Pembagian jantung yang sempurna itu memungkinkan darah melewati
jantung sebanyak dua kali pada setiap kali darah beredar di dalam tubuh
(peredaran darah ganda). Sebagai akibatnya, darah di aorta burung mengandung
lebih banyak oksigen daripada aorta vertebrata lainnya.
e. Sistem Ekskresi Aves (Burung)
Alat ekskresi burung terdiri atas ginjal, paru-paru, dan kulit. Burung
mempunyai sepasang ginjal bertipe metanefros yang berwarna cokelat. Vena porta
ginjal tidak terbagi-bagi menjadi kapiler-kapiler ginjal.Saluran ekskresi
ginjal dan saluran kelamin bermuara pada bagian akhir usus (kloaka). Kloaka ini
merupakan tempat pertemuan saluran kelenjar kelamin dan usus. Kantong air seni
tidak ada, hasil ekskresi setengah padat.
Burung hampir sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tetapi
mempunyia kelenjar minyak yang terdapat di punggungnya, yang berguna untuk
meminyaki bulunya.
f. Sistem
Alat Indera Dan Sistem Saraf Aves (Burung)
Lidah pada umumnya tak dapat dijulurkan. Mata mempunyai kelopak mata,
membrane niktitans (selaput tidur), dan kelenjar air mata. Tak ada daun
telinga, terdapat membrane timpani (selaput pendengar) di bagian dalam lubang
telinga luar.
Lubang hidung satu pasang dengan indera pencium yang kurang
baik.pemilihan makanan dengan organ perasa yang berada di sisi lidah dan
langit-langit. Sistem saraf pusat berupa otak dengan 12 pasang saraf cranial.
Terdapat kelenjar tiroid, adrenal, dan endokrin pituitary (hipofisis) yang
terletak di dasar otak.
g. Sistem
Reproduksi Aves (Burung)
Pembuahan sel
telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk (fertilisasi
internal). Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada hewan jantan, terdapat sepasang testis,
sedangkan ovarium hanya satu dan tumbuh dengan baik di sebelah kiri pada hewan
betina.
Aves (burung) bertelur sehingga
tergolong hewan ovipar dengan ciri telur bercangkang dan kuning telur besar.
Burung mengerami telurnya dan merawat anaknya.
Aves (burung)
dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa ordo. Berdasarkan kemampuan
terbangnya, kelompok aves (burung) dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Carinata
Burung yang
tergolong karinata memiliki taju dada (carina). Taju dada berfungsi menyokong
otot dadanya yang besar. Otot dada memberikan kekuatan terbang. Pada pinguin
contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak
terbang, otot dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan.
Hampir 60%
spesies burung karinata tercakup dalam ordo passeriformes atau burung
bertengger. Burung bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan
pohon. Contoh burung ini adalah burung layang-layang besar (Hirundapus
giganteus), burung merpati (Columbia livia), burung pipit (Anthus sp.), burung
dara, dan berbagai burung pengicau. Ayam (Gallus gallus domesticus) juga
tergolong karinata. Burung layang-layang adalah burung yang paling cepat
terbangnya yakni terbangnya mencapai 170 km/jam.
b.
Ratita
Burung
yang tergolong ratita tidak memiliki taju dada pada tulang dadanya. Otot
dadanya juga tidak sebesar burung karinata. Burung unta (Struthio camelus),
kiwi (Apteryx australis), emu (Dromaius novaehollandiae) dan Kasuari dalah
contoh burung ratita.
Aves (burung) meliputi banyak sekali ordo, beberapa ordo
yang telah punah, antara lain:
a.
Aepyornithiformes ( burung gajah), tinggi ±3 m,
telur 21-30 cm, terdapat di Malagasi.
b.
Dinornithiformes, tinggi ±3 m, telur 14-18 cm,
pernah hidup di Selandia Baru.
c.
Hesperornis dan Ichthyornis, burung bergigi,
hidup di Amerika Serikat.
d.
Archaeopteryx, bergigi, tidak mempunyai
pigostil. Fosilnya terdapat di Jerman.
e. Diatrymiformes,
tak dapat terbang, dan berparuh besar. Burung ini terdapat di Amerika Serikat.
Beberapa ordo yang masih ada, antara lain:
a.
Rosares (Galliformes)
Rosaries memiliki paruh pendek. Kakinya berfungsi untuk
mengais dan berlari.
Contoh: ayam buras, merak,
kalkun, maleo
b.
Ratites (Palaeognathae)
Ratites meliputi beberapa ordo burung tak dapat terbang,
yaitu sebagai berikut:
1) Struthioniformes,
contohnya burung unta
2) Casuariiformes,
contohnya kasuari
3) Apterygiformes,
contohnya kiwi
4) Rheiformes,
contohnya burung rea.
c.
Anseriformes (burung perenang)
Burung ini berkaki pendek, memiliki selaput renang diantara
jari-jari kaki. Ekor pendek, paruh melebar berkrista penyaring.
Contoh: entok, itik, angsa, belibis.
d.
Ciconiiformes
Burung ini berkepala botak, memiliki paruh, leher, dan
tungkai panjang. Hidup bergerombol, memakan hewan air.
Contoh: blekok, flamingo, bangau
jawa.
e.
Coraciiformes
Burung raja berparuh besar, kepala besar, tungkai pendek.
Pemakan hewan seperti ikan, udang,katak, kupu-kupu, kumbang, lebah.
Contoh: raja udang, rangkong,
tetangket.
f.
Columbiformes
Burung merpati atau dara merupakan pemakan biji-bijian.
Paruh pendek dengan sora dipangkalnya. Tembolok besar, sel epitelnya mudah
mengelupas dan diberikan kepada anaknya semasa masih kecil lewat paruhnya
(disebut “susu merpati”).
Contoh: merpati, perkutut,
tekukur.
g.
Apodiformes (burung dengung)
Tubuh kecil berukuran ±5,6 cm. paruh lembek, lidah
panjangdan dapat dijulurkan, membuat sarang dari lidahnya.
Contoh: burung kolibri, wallet,
lelayang.
h.
Oscines (Passeriformes) atau burung penyanyi
Pita suara berfungsi bagus. Tiga jari kaki menghadap ke
depan, satu jari kaki menghadap ke belakang, sesuai untuk bertengger. Telur
berwarna-warni, ketika menetas anaknya masih buta. Peakan serangga dan berbagai
biji-bijian.
Contoh: burung gereja, burung kenari,
cendrawasih, dan jalak.
0 comments:
Post a Comment